Apa itu Sungai Exogenous, Endorheic, dan Ephemeral?

Halo teman-teman semuanya! kembali lagi di blog edukasi geografi 🌄. Kali ini kita akan membahas 3 kategori utama sungai yang berada pada lingkungan arid/kering seperti daerah gurun yaitu sungai exogenous, endorheic, dan ephemeral.

Penasaran? tanpa berlama-lama, yuk langsung kita bahas!

Gambar 1. Sungai Nil
                                                            
Kita sama-sama mengetahui bahwa pada lingkungan yang kering atau arid, kelembapan diperlukan untuk berjalannya proses pelapukan secara kimia. Karakteristik curah hujan yang terdapat dari lingkungan arid seperti gurun terdiri dari curah hujan yang rendah, pola kejadian hujan yang tidak teratur, dan frekuensi turunnya hujan yang sangat jarang. 

Namun, terdapat pula kejadian turunnya hujan pada daerah seperti gurun secara tiba-tiba, terjadi pada lokasi yang terisolasi (baca: sempit), dengan intensitas curah hujan yang tinggi. 

Sungai-sungai yang berada pada lingkungan arid tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori utama, yaitu sungai exogenous, endorheic, dan ephemeral. 

1. Sungai Exogenous 

Sungai dengan tipe exogenous meliputi Sungai Colorado, Nil, Indus, Tigris, dan Eufrat. Sungai exogenous merupakan sungai yang mengalir sepanjang tahun (perennial) meskipun debit sungai berkurang disebabkan adanya evaporasi. Sungai dengan tipe ini bersumber dari luar daerah gurun atau desert margin

Bahkan, peradaban-peradaban kuno seperti Mesopotamia, Lembah Nil, dan Lembah Indus dahulunya bermukim di wilayah sekitar sungai-sungai dengan tipe exogenous ini, seperti Mesopotamia yang berada di antara Sungai Eufrat dan Tigris, kota-kota kuno seperti Memphis, Luxor, dan Thebes yang berada di sekitar Sungai Nil, serta kota-kota kuno yang berada di sekitar Sungai Indus seperti Harappa dan Mohenjo-Daro. 

Gambar 2. Letak Peradaban Mesopotamia yang berada di antara Sungai Eufrat dan Tigris
Sumber: https://www.pinhome.id/blog/penduduk-dan-pertanian-lembah-sungai/

2. Sungai/Basin Endorheic 

Endorheic merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan bahwa aliran air dari suatu sungai tidak berakhir ke lautan atau samudra, melainkan mengalir ke danau-danau atau basin yang ada di daratan. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena kondisi topografi lokal yang mencegah aliran air sungai tersebut menuju lautan atau samudra.

Contoh dari sungai dengan tipe ini salah satunya adalah Sungai Jordan yang mana bermuara ke Laut Mati (Dead Sea) dan Sungai Bear yang alirannya menuju Great Salt Lake. Tubuh perairan dengan tipe aliran endorheic banyak ditemukan pada daerah kering atau arid. 

Selain itu, terdapat pula istilah Danau Endorheic, salah satunya adalah pada Danau Laut Kaspia. Danau ini dinobatkan sebagai danau terbesar di dunia yang tidak memiliki akses ke samudra. Sama halnya dengan Sungai Jordan yang bermuara ke Laut Mati, Danau Laut Kaspia menjadi tempat bermuaranya 130 sungai di mana salah satunya adalah Sungai Volga yang mengalir dari Rusia bagian tengah. 

Gambar 3. Sungai Jordan termasuk dalam tipe endorheic disebabkan muaranya menuju Laut Mati yang masih berada di daratan dan tidak memiliki akses menuju samudra
Sumber: https://www.newworldencyclopedia.org/entry/Jordan_River

3. Sungai Ephemeral 

Sungai dengan tipe aliran ephemeral seringkali dijumpai di daerah gurun dan bahkan menjadi salah satu penciri khas aliran sungai pada daerah-daerah yang kering. Sungai ephmeral mengalir secara seasonal atau musiman setelah terjadinya hujan dengan intensitas yang tinggi atau dengan nama lain - setelah rainstorms

Sungai dengan aliran ephemeral hanya akan berlangsung dalam jangka waktu yang singkat (shortlived) namun dengan debit aliran yang tinggi sesuai kondisi lingkungan di sekitarnya. Contoh dari sungai yang memiliki aliran ephemeral yaitu Sungai Marshall dan Plenty yang berada di Australia serta Sungai Kuiseb di Namibia. 

Debit aliran yang tinggi tersebut disebabkan oleh: 
  1. Curah hujan yang tinggi menyebabkan kapasitas infilitrasi pada tanah tidak mampu untuk menyerap keseluruhan debit air (kapasitas infilitrasi < curah hujan) sehingga terbentuklah limpasan permukaan (surface runoff). 
  2. Temperatur yang tinggi serta munculnya bentukan duricrust mengakibatkan permukaan tanah menjadi impermeabel atau tidak bisa dilalui oleh air.
  3. Kurangnya vegetasi menyebabkan sedikitnya air hujan yang bisa diintersepsi atau "dicegat" sehingga air hujan mampu mengerosi tanah dengan energi yang maksimal. 
  4. Partikel-partikel berukuran halus yang terdeposisi akibat percikan air hujan (rainsplash action) mengisi ruang-ruang kosong di antara pori-pori pada tanah sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi dari tanah. 

Gambar 5. Sungai Plenty, Melbourne, Australia
Sumber: https://walksmelbourne.com/tag/plenty-river/
Oke teman-teman, seperti itulah penjelasan terkait 3 kategori utama sungai pada daerah kering. Diharapkan setelah membaca penjelasan di atas teman-teman bisa membedakan karakteristik di antara kategori sungai tersebut. Jika ada yang ingin ditanyakan silakan gunakan kolom komentar di bawah yaaa

Selamat belajar! 😀


Referensi 📑

Waugh, D. (2009). Geography An Integrated Approach. Oxford, United Kingdom: Oxford University Press.

Dempsey, C. (2018, September 1). The Largest Endorheic Lake in the World. Retrieved from Geography Realm - Geography, Maps, and GIS: https://www.geographyrealm.com/the-largest-endorheic-lake-in-the-world/

Stephen Tooth, Gerald C. Nanson; Forms and processes of two highly contrasting rivers in arid central Australia, and the implications for channel-pattern discrimination and prediction. GSA Bulletin 2004;; 116 (7-8): 802–816. doi: https://doi.org/10.1130/B25308.1

No comments