Assalamualaikum Wr Wb
Halo, teman-teman semuanya, kembali lagi di blog geografi edukasi, pada kesempatan kali ini, kita akan sama-sama belajar dan membahas tentang hubungan antara ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan ilmu geografi. Teman-teman tahu tidak, sebenarnya banyak ayat di dalam kitab suci Al-Qur'an yang membahas tentang fenomena geografi dan fenomena alam lainnya.
Oh iya, pada postingan ini, akan dibagi menjadi beberapa bagian ya teman-teman, untuk kali ini, kita berada di bagian pertama. Nah, nanti, penulis akan mengaitkan beberapa ayat Al-Qur'an dengan fenomena geografis. Dalam satu ayat suci Al-Qur'an, dapat terdiri dari beberapa fenomena alam. Untuk bagian pertama ini, akan disajikan ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan fenomena geografis atau fenomena alam lainnya.
Dalam hal kaitannya ayat Al-Qur'an dengan ilmu geografi, penulis akan memberikan keterangan pada setiap ayat Al-Qur'an dengan beberapa objek material geografi seperti litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Selain itu, penulis akan men-highlight setiap kata pada bahasa Arab, tulisan latin, dan bahasa Indonesia dengan warna yang sama untuk setiap objek geografi.
Tanpa berlama-lama, mari kita bahas
Ayat Al-Qur'an tentang Ilmu Geografi
1. Atmosfer
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا
تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ
مِنْ فُطُورٍ
Arab-Latin: Allażī khalaqa sab'a
samāwātin ṭibāqā, mā tarā fī khalqir-raḥmāni min tafāwut, farji'il-baṣara hal
tarā min fuṭụr
Terjemah Arti: Yang telah menciptakan tujuh
langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kaitan: Dalam QS Al-Mulk ayat 3 ini, dapat diketahui beberapa objek geografi yang berkaitan dengan atmosfer seperti langit, awan, serta perlapisan awan berdasarkan ketinggian dasar awan seperti awan rendah (strato), awan menengah (alto), awan tinggi (cirrus), dan awan vertikal.
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ
مَاءً
Arab-Latin:
A lam tara annallāha anzala minas-samā`i mā`ā
Terjemah
Arti: Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit
Kaitan: Dalam QS Faathir ayat 27 ini, kita dapat mengetahui terdapat hubungan yang berkaitan dengan objek geografi yaitu atmosfer seperti turunnya hujan (air) dari langit (awan) yang disebut juga dengan istilah presipitasi, dari ayat ini juga dapat dianalisis dari awal bagaimana proses awan terbentuk, hujan dapat terjadi, dan siklus hidrologi pada umumnya.
وَاللَّهُ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ
سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَىٰ بَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ
مَوْتِهَا ۚ كَذَٰلِكَ النُّشُور
Arab-Latin: Wallāhullażī arsalar-riyāḥa fa tuṡīru saḥāban fa suqnāhu ilā baladim mayyitin fa aḥyainā bihil-arḍa ba'da mautihā, każālikan-nusyụr
Terjemah Arti: Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.
Kaitan: Pada ayat ini, ditampilkan beberapa unsur cuaca, yakni angin, awan, dan presipitasi (curah hujan), ketiga unsur ini, memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, ketika awan telah mencapai titik jenuhnya, maka akan terjadi presipitasi. Angin, dalam hal ini berperan dalam bergeraknya awan dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa satu daerah mengalami kekeringan namun yang lainnya tidak.
هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا
وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ
Arab-Latin:
Huwallażī yurīkumul-barqa khaufaw wa ṭama'aw wa yunsyi`us-saḥābaṡ-ṡiqāl
Terjemah Arti: Dialah Tuhan yang memperlihatkan
kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan
mendung
Kaitan: Dalam ayat ini, dapat dikaitkan dengan fenomena thunderstorm atau yang disebut dengan badai petir, badai petir ini biasanya diiringi juga dengan hujan. Pada ayat tersebut juga dijelaskan adanya awan mendung, awan mendung dapat menjadi salah satu ciri-ciri akan terjadinya hujan, hal ini dapat dikaitkan juga dengan pembentukan awan-awan hujan, salah satunya adalah nimbus stratus.
كَلَّا إِذَا دُكَّتِ الْأَرْضُ دَكًّا دَكًّا
Arab-Latin: Kallā iżā dukkatil-arḍu dakkan dakkā
Terjemah Arti: Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut.
Kaitan: Dalam ayat ini, dapat dianalisis mengenai adanya fenomena gempa bumi yang merupakan salah satu bagian dari objek material geografi yaitu litosfer. Gempa bumi dapat terjadi akibat proses vulkanisme atau tektonisme. Gempa yang juga disebut dengan seisme merupakan guncangan yang terjadi secara tiba-tiba pada bumi dan dapat menyebabkan adanya patahan (fault). Daerah yang berada di dekat patahan, maka akan rawan terkena gempa bumi.
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ
ضُحَاهَا
Arab-Latin:
Wa agṭasya lailahā wa akhraja ḍuḥāhā
Terjemah Arti: Dan Dia menjadikan malamnya gelap
gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang
Kaitan: Dalam ayat ini dapat dianalisis terjadinya pergantian siang dan malam dan sebaliknya, hal ini disebabkan adanya rotasi bumi. Rotasi bumi dapat diartikan sebagai peredaran bumi mengelilingi porosnya. Lama rotasi bumi juga disebut dengan kala rotasi yang berlangsung selama 1 hari (23 jam 56 menit 4 detik).
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الرَّجْعِ
Arab-Latin: Was-samā`i żātir-raj
Terjemah Arti: Demi langit yang mengandung hujan
Kaitan: Pada ayat ini, telah dijelaskan
tentang langit/awan yang mengandung air hujan. Selanjutnya pada ayat ini juga
dapat dianalisis bagaimana proses siklus hidrologi.
Referensi 💬
Ayat Al-Quran dan Terjemahan berasal dari Tafsirweb.com
Foto sampul berasal dari Pixabay.com
No comments